Rabu, 24 Maret 2010

Jangan bersedih

Aku sudah lupa caranya tersenyum tulus. Terlalu banyak hal yang membuncah di hati. Tetapi aku tidak punya emosi. Aku terlalu lemah dengan ketakutanku pada siapapun, pada apapun.

Semestinya aku berhak bahagia untuk diriku sendiri, apapun perlakuan orang padaku. Seharusnya aku memberi kesempatan pada hatiku. Untuk tidak peduli. Kebahagiaan adalah apa yang kupikirkan.

Mengapa gagak tidak iri pada merak. Tidakkah ia lihat cantiknya. Mengapa kerbau tidak iri pada kuda. Tidakkah ia capai bekerja. Mengapa siput tidak iri pada kelinci. Tidakkah ia ingin berlari cepat.

Itulah pandangan manusia. Tampak padanya yang cantik saja. Apa yang buruk menurutmu belum tentu buruk di sisi Allah. Apa yag baik menurutmu belum tentu baik di sisi Allah.

Seperti rizki, orang yang susah mencari rizki tentu iri dengan yang lebih mudah mendapatkannya. Suami adalah rizki. Mungkin dalam hal ini aku perlu lebih bersabar. tetapi di sisi lain aku dimudahkan dalam banyak hal. Anak-anak yang sempurna, rizki yang halal, pekerjaan yang menyenangkan, orang-orang yang mencintai dan menyediakan diri untukku. Meski mereka bukan keluargaku.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda